Konsep Teaching Factory SMK merupakan suatu model pembelajaran yang berbasis produksi (barang/jasa) yang dibutuhkan oleh masyarakat, sepenuhnya dikerjakan oleh peserta didik, dilaksanakan dalam ruang praktik/bengkel/lahan yang telah dikondisikan mendekati situasi dan suasana tempat kerja yang sebenarnya: waktu, prosedur, dan cara/aturan sesuai standar DU/DI.

konsep teaching factory smk

Konsep TEFA SMK

  1. Menggunakan produk sebagai media pembelajaran untuk mengantarkan kompetensi kepada peserta didik;
  2. Diarahkan untuk menghasilkan lulusan yang menguasai kompetensi tertentu sesuai dengan standar DU/DI
  3. Penekanan pada aktivitas peserta didik untuk memahami standar/kualitas, kemampuan memecahkan masalah dan melakukan inovasi, dengan pendampingan optimal dari instruktur/pendidik yang kompeten dan berpengalaman DU/DI yang relevan;
  4. Diselenggarakan melalui sinergi sekolah dengan DU/DI;
  5. Proses pembelajaran dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur, standar, dan urutan kerja seperti yang ditetapkan DU/DI untuk menghasilkan suatu produk (barang/jasa)

Ciri-ciri  TEFA SMK

  1. Lingkungan, suasana, tata kelola dan aturan sekolah khususnya di workshop/bengkel dikondisikan sesuai dengan standar industri atau tempat kerja/usaha sebenarnya.
  2. Pembelajaran menggunakan perangkat/instrumen/format untuk melakukan kegiatan/aktivitas produksi barang/jasa standar industri atau tempat kerja/usaha.
  3. Hasil pembelajaran peserta didik berupa produk (barang/jasa) rill, utuh, dan bermakna seperti di pasaran dan digunakan masyarakat.
  4. Menggunakan sistem manajemen produksi (analisis, proses, evaluasi, pengembangan/inovasi dan penyimpanan/pemanfaatan produk).
  5. Mempunyai outlet/business center pemasaran produk/jasa.
  6. Mempunyai mitra atau partner kerja DU/DI.
  7. Mempunyai pelanggan/pengguna tetap.

Prinsip – Prinsip TEFA

  • Efisien, Meningkatkan efisiensi penggunaan alat dan bahan praktik.
  • Efektif, Menciptakan suasana pembelajaran sesuai dengan kondisi sesungguhnya di dunia kerja (DU/DI) dalam rangka pengantaran kompetensi secara tuntas.
  • Keterpaduan, Memadukan muatan/materi pembelajaran mata pelajaran Nasional, Kewilayahan, dan Peminatan Kejuruan.
  • Kolaborasi dengan DU/DI, Meningkatkan kerja sama antara SMK dan DU/DI.

Nilai – nilai dasar TEFA

  • Sense of Quality, Kemampuan dan kesadaran untuk bekerja sesuai dengan standar obyektif kualitas tertentu.
  • Sense of Efficiency, Kemampuan dan kesadaran untuk bekerja secara efisien dengan produktivitas tinggi.
  • Sense of Creativity and Innovation, Kemampuan dan kesadaran untuk mengembangkan ide/cara baru dalam pemecahan suatu masalah dan menemukan peluang serta menerapkannya dalam pekerjaan.

Tujuan TEFA

“Menyiapkan Lulusan SMK menjadi Manusia Produktif”

  1. Menciptakan sinergi dan integrasi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran muatan Nasional, Kewilayahan, dan Kejuruan untuk menunjang penguasaan kompetensi lulusan;
  2. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengantaran soft skills dan hard skills kepada peserta didik;
  3. Meningkatkan kolaborasi dengan DU/DI melalui penyelarasan kurikulum, penyediaan instruktur, alih pengetahuan/teknologi, internalisasi standar dan budaya kerja DU/DI;
  4. Meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan melalui interaksi dengan DU/DI;
  5. Mendorong lahirnya perubahan paradigma pembelajaran dan budaya kerja di SMK.

Proses Pembelajaran Teaching Factory

Proses Pembelajaran Tefa

Komponen Utama Tefa

  1. Produk (hasil analisis kurikulum);
  2. Job sheets (kelengkapan dari Silabus dan RPP);
  3. Jadwal Blok (kelengkapan dari Prota, Promes, dan kalender akademik).

Langkah – langkah Belajar Produksi

  1. Merancang produk;
  2. Membuat proto type;
  3. Memvalidasi proto type;
  4. Mengorganisasikan pekerjaan/pembelajaran;
  5. Menjadwalkan pekerjaan/pembelajaran (sistem blok);
  6. Melaksanakan produksi;
  7. Mengevaluasi hasil produksi;
  8. Memasarkan hasil produksi.

Daya Dukung TEFA

  1. Tempat praktik/Bengkel yang di seting sesuai real di manufacture atau tempat bekerja yang sesungguhnya;
  2. Jaringan kerja antarbagian sebagai suatu sistem (aliran kerja);
  3. Setiap bagian/tahapan kerja memiliki instruksi kerja (lembar kerja) dan kendali mutu;
  4. Tersedia bahan dan spare part sesuai produk barang/jasa;
  5. Pengembangan pembelajaran berdasarkan KD dan analisis uraian pekerjaan;
  6. Ada guru yang bertindak sebagai Senior Project/ Supervisor;
  7. Tersedia rekanan industri sebagai mitra kerja.

 

Sumber: Subdit Kurikulum, Direktorat PSMK